Semangat Hijrah Jadikan Indonesia Negara Maju, Berkeadilan, dan Mandiri
Jakarta (26/06) — Tahun Baru Islam 1 Muharam menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk melakukan refleksi dan perubahan. LDII mengajak masyarakat Indonesia menjadikan semangat hijrah sebagai langkah strategis memperbaiki moral bangsa dan memperkuat kepemimpinan nasional.
Hijrah dalam konteks Islam bukan hanya berpindah tempat, tetapi juga berpindah dari keburukan menuju kebaikan. Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menekankan bahwa hijrah adalah awal dari peradaban Islam yang terorganisir dan kuat.
“Peristiwa hijrah adalah tonggak terbentuknya masyarakat Islam yang tertata, dengan pusat dakwah yang baru di Madinah. Ini memberi pelajaran penting soal strategi membangun peradaban,” ujar KH Chriswanto.
Ia menilai, nilai-nilai hijrah sangat relevan dengan kondisi bangsa saat ini. Terutama dalam membenahi tata kelola pemerintahan, memperbaiki moralitas publik, dan menjauhkan diri dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
“Bangsa ini punya potensi besar menjadi negara maju. Tapi syaratnya, kita harus hijrah dari kebiasaan buruk seperti KKN dan sikap individualis, menuju masyarakat yang adil dan kolektif,” tegasnya.
KH Chriswanto menekankan bahwa semangat hijrah sejalan dengan amanah Pembukaan UUD 1945 dan nilai-nilai Pancasila. Ia mendorong seluruh pemimpin dan masyarakat kembali mengingat cita-cita pendiri bangsa.
LDII pun mengingatkan pentingnya memperkuat semangat gotong royong sebagai karakter dasar bangsa. “Persatuan dan kesatuan adalah modal sosial yang harus dijaga agar kita tidak terjebak dalam kemiskinan dan keterbelakangan,” katanya.
Ia menutup dengan ajakan kepada seluruh elemen bangsa, khususnya umat Islam, untuk menjadikan 1 Muharam sebagai titik tolak perubahan. “Mari kita hijrah dari kegelapan menuju cahaya, dari keterbelakangan menuju kemajuan dan kemandirian bangsa,” pungkasnya.